Cari Blog Ini

Kamis, 29 September 2011

Haul Datu Amin Banua Anyar Banjarmasin


INILAH.COM, BANJARMASIN- Seperti tahun-tahun sebelumnya, saban 25 Syawal, kawasan Banua Anyar, Banjarmasin Timur, kembali dipadati ribuan jamaah. Mereka berkumpul, bersilaturrahmi, membaca Maulid al-Habsyi, tahlil, dan do’a, berharap rahmat Allah.

Konsentrasi jamaah, tentu, ke kubah Datu Muhammad Amin, seorang ulamabesar yang wafat 118 tahun silam. Pun dikenal sebagai ulama yang zuhud, yang menjalankan syariat berdasarkan pandangan Alqur’an dan Hadits, selain juga ijma dan qiyas sebagaimana dipakai mazhab Syafi’iyyah (Imam Syafi’i).
“Haul atau peringatan hari wafat Datu Amin ini sebagai i’tibar bagi kitauntuk meneladani akhlak, kearifan, dan jasa beliau mensyiarkan syariat Islam dalam kehidupan bermasyarakat di Banjarmasin,” ujar H Ahmad Fauzan Noor, seorang buyut Datu Amin.

Jamaah yang datang tidak hanya berasal dari Banjarmasin, Martapura, dansekitarnya. Banyak yang sengaja datang dari Kaltim, Kalteng, bahkan Nusa Tenggara Barat dan Jawa. Tampak hadir beberapa orang habaib, Habib Ali Khaidir al-Kaff, sejumlah ulama, Pimponpes Al Mursyidul Amin Gambut KH Ahmad Bakrie, Wakil Ketua DPRD Kalsel Fathurrahman.

Menurut H Ahmad Fauzan Noor, keturunan Datu Amin saat ini banyak tersebardi Jawa, Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Sumatera. “Wajar kalau haul beliau selalu dipadati masyarakat yang hendak meneladani akhlak beliau. Beliau adalah sosok yang sangat menjaga kebersamaan,” ucapnya.

KH Ahmad Bakrie yang menjadi penyampai tausyiah mengamini pandangan HAhmad Fauzan Noor. Guru Bakrie, KH Ahmad Bakrie akrab disapa, lantas menyitir Surah Yunus 62, artinya, “Ingatlah sesungguhnya wali-wali Allah (aulia Allah) itu tidak memiliki kekhawatiran dan tidak pula bersedih.”
“Allah SWT dan RasulNya, seolah menegaskan, bahkan sangat membencikalangan manusia yang memusuhi para auliaNya. Karena itulah, semoga Allah selalu melimpahkan ampunan dan rahmatNya kepada kita yang berhadir pada haul ke-118 al-Alimul Allamah Mufti HM Amin,” ujar Guru Bakrie.

Kehadiran,merupakan tanda kecintaan kepada Aulia Allah. Menurut Guru Bakrie, banyak pelajaran yang bisa diambil dari sejarah hiduppara aulia Allah. Mereka, dibentuk agar menjadi pribadi yang tidak rakus terhadap dunia, dan banyak mengisi waktu dengan beribadah taat kepada Allah.
“Sekarang, sangat jarang ditemukan sosok-sosok yang zuhud. Kebanyakan kitalebih mementingkan dunia dibanding akhirat,” katanya. Al-Alimul Allamah Mufti HM Amin sendiri merupakan cucu dari Al-Alimul Fadhil Qadhi HM Said bin Mu’min, yang kawin dengan Tuan Giat, yangmerupakan saudara Tuan Guwat, salah seorang isteri Syeikh Muhammad Arsyad al-Banjary.

Dengan kepandaian dan ahlak mulia yang dimiliki, Datu Amin yang pernah menuntut ilmu di Makkah ini, menjadi sosok yang mudah mencerna ilmu agama. Jadi, wajar bila Datu Amin menguasai beberapa bidang ilmu keagamaan, khususnya ilmu Alqur’an, syariat, dan hakikat.
Bahkan ketinggian ilmunya, Datu Amin pernah dipercaya menjadi Mufti diKerajaan Banjar tempo duli di Banjarmasin. Selain itu, Datu Amin juga merupakan sosok yang keras dan tegas dalam menegakan yang haq dan memberantas kebathilan.

Selain itu, Datu Amin juga memiliki zuriat-zuriat yang mumpuni dalam bidang keagamaan, seperti ‘Alimul Fadhil HM Yunan dan ‘Alimul Fadhil H Marwan dan masih banyak lagi zuriatnya yang menguasai ilmu keagamaan.(ndr)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar