Cari Blog Ini

Kamis, 29 September 2011

Sejarah Rumah Zakat Indonesia

1998
Abu Syauqi, salah satu tokoh da'i muda Bandung, bersama beberapa rekan di kelompok pengajian Majlis Ta'lim Ummul Quro sepakat membentuk lembaga sosial yang concern pada bantuan kemanusiaan. 2 Juli 1998, terbentuklah organisasi bernama Dompet Sosial Ummul Quro (DSUQ). Sekretariat bertempat di Jl. Turangga 33 Bandung sekaligus sebagai tempat kajian. Jamaah pengajian semakin berkembang. Dipergunakanlah Masjid Al Manaar Jl. Puter Bandung sebagai tempat kajian rutin.

1999
Dukungan masyarakat yang terus meluas mendorong dilakukannya pengelolaan organisasi ini lebih baik. Kantor sekretariat pindah ke Jl. Dederuk 30 Bandung. Mendekat ke forum pengajian di Masjid Al Manaar. Pencapaian donasi selama 1998-1999 terkumpul sebanyak Rp 0,8 Milyar.

2000
Animo masyarakat pada perlunya organisasi kemanusiaan semakin meningkat. Masyarakat memandang penting misi sosial ini diteruskan bahkan untuk kiprah yang lebih luas . Dirintislah program bea siswa pendidikan yatim dan dhuafa, layanan kesehatan, rehabilitasi masyarakat miskin kota, dll. Pemekaran mulai dilakukan dengan membuka kantor cabang Yogyakarta, Mei 2000 di Jl. Veteran 9. Cabang Bandung dipindah ke sekretariat awal di Jl. Turangga 33 Bandung. Donasi selama setahun terkumpul Rp 2,1 Milyar.

2001
Februari, Kantor cabang Jakarta resmi berdiri di Jl. Ekor Kuning Rawamangun, Jaktim. Pengumpulan donasi terbukukan sebesar Rp 2,19 Milyar

2002
Identitas lembaga sebagai lembaga amil zakat semakin dikuatkan. Kantor Cabang Jakarta pindah ke Jl. Taruna 43 Pulogadung. Penerimaan donasi meningkat menjadi Rp 4,19 M

2003
DSUQ berubah nama menjadi Rumah Zakat Indonesia DSUQ seiring dengan turunnya SK Menteri Agama RI No. 157 pada tanggal 18 Maret 2003 yang mensertifikasi organisasi ini sebagai Lembaga Amil Zakat Nasional. Bulan Mei, Rumah Zakat Indonesia DSUQ hadir di ibukota Jawa Timur, Surabaya. Perolehan donasi terus meningkat menjadi Rp 6,46 M.

2004
Kantor cabang Tangerang berdiri. Ekspansi mulai melebar ke Sumatera dengan didirikannya kantor cabang Pekanbaru, Riau. Dimulainya pembangunan sistem Teknologi Informasi untuk peningkatan mutu pelayanan. Hampir seluruh kantor cabang telah tersambung secara online. Website www.rumahzakat.org dirilis, menggantikan alamat situs sebelumnya di www.rumahzakat.net. Menguatkan branding lembaga dengan nama Rumah Zakat Indonesia. Kepercayaan masyarakat semakin tumbuh, donasi terkumpul sebanyak Rp 8,92 M.

2005
Pertumbuhan cabang meningkat pesat. Tsunami Aceh yang terjadi 26 Desember 2004 membuka akses Rumah Zakat Indonesia lebih berperan di Sumatera. Cabang-cabang baru pun dibuka : cabang Aceh, Medan, Padang, Palembang, Batam berdiri. Di Jawa, berdiri pula kantor cabang Semarang, ditambah jaringan kantor cabang pembantu di Bekasi, Bogor, Depok, Jakarta Selatan, Cirebon, Solo. Cabang Pekanbaru juga berekspansi dengan memiliki kantor cabang pembantu Duri dan Dumai. Sistem informasi lembaga mulai masuk ke jaringan on line. Mulai transaksi online, absensi on line, dan beberapa software keuangan.
Penerimaan donasi meningkat tajam khususnya dari bantuan masyarakat untuk program rehabilitasi pasca tsunami Aceh, tercatat Rp 45,26 M donasi terkumpulkan.

2006
Regenerasi puncak pimpinan diestafetkan dari Ustadz Abu Syauqi beralih ke Virda Dimas Ekaputra. Babak sejarah baru ' Transformation From Traditional Corporate to Professional Corporate ' dimulai. Kesadaran berzakat terus didorong dengan merilis kampanye "When Zakat Being Lifestyle" Diluncurkanlah program Gelar Budaya Zakat (GBZ) Menuju Indonesia Sadar Zakat 2008 pertama kali di 6 kota. Donasi berhasil terkumpul sebanyak Rp 29,52 M.

2007
Pengembangan progam semakin disempurnakan termasuk dengan mengganti istilah Departemen Empowering menjadi Direktorat Program. Implementasi program mulai difokuskan hingga mengerucut pada empat induk yaitu EduCare, HealthCare, YouthCare, dan EcoCare. Pengelolaan program dilakukan dengan konsep terintergrasi dan berkelanjutan berbasis komunitas.

ICD merupakan tempat yang difokuskan untuk penyaluran yang terintegrasi yakni pendidikan, kesehatan, pelatihan kepemudaan, dan pemberdayaan ekonomi secara terpadu berbasis komunitas. Dengan Mustahik Relation Officer sebagai SDM pendamping, ICD menjadi pusat penyaluran program sehingga lebih terukur, dan terkontrol. Di tahun ini pula Rumah Zakat Indonesia melebarkan layanan program pendidikan dengan menyelenggarakan Sekolah Dasar Juara yang bersifat gratis. Guru-guru terbaik dipilih untuk mendidik calon pemimpin bangsa di sana.
Program komunikasi dikembangkan lebih massif melalui televisi. Diluncurkanlah TV Commercial perdana berjudul "Saya Percaya Rumah Zakat" menggandeng endorser Helmy Yahya. Acara Gelar Budaya Zakat (GBZ) Menuju Indonesia Sadar Zakat 2008 kembali digelar, kali ini diselenggarakan di 10 kota.
Ternyata hasil komunikasi dan focusing program bekorelasi positif terhadap pencapaian donasi, terkumpul Rp 50,16 M. Triple digit growth!

2008
Rumah Zakat Indonesia berkeinginan kuat untuk memantapkan program-program pemberdayaan. Dukungan dan kepercayaan masyarakat menguatkan lembaga untuk semakin fokus kepada sebuah rekayasa peradaban besar yang sejak awal telah diimpikan, yakni "transformasi mustahik ke muzakki". Wujud nyata usaha lembaga adalah dengan meluaskan jaringan pengembangan usaha kecil dan mikro di 18 kota.

Tidak hanya itu, Rumah Zakat Indonesia pun menyelenggarakan pelatihan-pelatihan motivasi dan ketrampilan dalam wadah Youth Development Center. Pelatihan motivasi ini memegang peranan penting karena karakter, pola pikir, dan sikap yang kontra produktif menyumbangkan andil besar dalam kelanggengan sebuah kemiskinan. Dan yang tidak kalah penting adalah pendampingan masyarakat dilakukan oleh 28 Mustahik Relation Officer (MRO) dengan didukung para relawan.
Pembelajaran untuk menjadi organisasi yang amanah dan professional terus dilakukan, salah satunya dengan penguatan program-program Human Capital. Diluncurkanlah program seperti EAZI (Executive Amil Zakat Indonesia), ADP (Amil Development Program), ACTPRO (Acceleration Program) dan sebagainya. Kegiatan peningkatan kapasitas ini terbukti efektif kompetensi memenuhi tuntutan profesi dan masyarakat.
Kepercayaan terus tumbuh, dari pencapaian donasi berhasil terkumpulkan donasi sebesar Rp 71,40 Milyar. Untuk memberikan edukasi lebih luas kepada masyarakat tentang zakat dan filantropi, Roadshow Gelar Budaya Zakat dilakukan, kali ini hadir di 19 Kota.
2009
Tahun ini menjadi tahun pertama pasca 10 tahun pertama milestone Rumah Zakat Indonesia. Guna penguatan organisasi dikokohkanlah organisasi baru pemberdayaan, yaitu : Rumah Sehat Indonesia (pengelola program kesehatan), Rumah Juara Indonesia (pengelola program pendidikan), Rumah Mandiri Indonesia (pengelola program kemandirian ekonomi). Peningkatan jumlah unit layanan terus dilakukan. Hingga akhir tahun telah berdiri 8 Sekolah Juara, 7 Rumah Bersalin Gratiis.
Tahun 2009 bisa disebut sebagai tahun ekspansi mengingat dalam 1 semester langsung dibuka 14 cabang baru sehingga menambah total jumlah jaringan sebanyak 45 kantor. Pengelolaan yang semakin baik mendapat apresiasi dari masyarakat antara lain award dari Karim Business Consulting yang menempatkan Rumah Zakat Indonesia sebagai #2 LAZNAS Terbaik dalam ISR Award (Islamic Social Responsibility Award 2009). Penghargaan juga datang dari IMZ (Indonesia Magnificence of Zakat) yang menganugerahi Rumah Zakat Indonesia sebagai The Best Organization in Zakat Development.
Pencapaian donasi tumbuh semakin baik, tercatat Rp 107, 3 Milyar berhasil dikumpulkan dan menjadikan Rumah Zakat Indonesia sebagai Organisasi Pengelola Zakat terbesar pengumpulan donasinya se-Indonesia.
2010
Krisis global 2009 banyak diprediksikan mulai pulih pada tahun ini, namun tantangan sosial dan ekonomi tak lebih mudah dihadapi. Rumah Zakat Indonesia menyikapi hal ini dengan melakukan rangkaian adaptasi dan perubahan menuju organisasi berskala global.
5 April 2010, resmi diluncurkanlah brand baru RUMAH ZAKAT menggantikan brand sebelumnya RUMAH ZAKAT INDONESIA. Dengan mengusung tiga brand value baru : Trusted, Progressive dan Humanitarian, organisasi ini menajamkan karakter menuju "World Class Socio-Religious Non Governance Organization (NGO)".
Sharing Confidence diangkat menjadi positioning. "Dengan keyakinan yang kuat untuk berbagi dan menciptakan keluarga global yang lebih baik, Rumah Zakat berdaya upaya untuk menjadi organisasi terdepan di region yang menjamin program efektif dan berkesinambungan dalam memberdayakan masyarakat untuk mencapai kehidupan yang lebih baik."
Untuk memperkuat perubahan ini diluncurkan pula gerakan Merangkai Senyum Indonesia, sebuah rangkaian kegiatan untuk memperbaiki Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia jauh lebih khususnya dalam bidang pendidikan, kesehatan dan kelayakan hidup.

Sejarah Dompet Dhuafa

Profil Lembaga

Dompet Dhuafa Republika adalah lembaga nirlaba yang berkhidmat mengangkat harkat sosial kemanusiaan kaum dhuafa dengan dana zakat, infak, sedekah (ZIS*).  Organisasi ini lahir dari empati kolektif komunitas jurnalis yang sering berinteraksi dengan masyarakat miskin, sekaligus kerap jumpa dengan kaum kaya.    Digagaslah manajemen galang kebersamaan dengan siapapun yang berkepedulian kepada kaum dhuafa.  Empat orang wartawan yaitu Parni Hadi, Haidar Bagir, S. Sinansari Ecip dan Eri Sudewo berpadu sebagai Dewan Pendiri lembaga independen DOMPET DHUAFA REPUBLIKA** )
*ZIS adalah donasi masyarakat yang terdiri atas zakat, infak, sedekah, wakaf dan
           dana lainnya dari perorangan, kelompok maupun lembaga, yang halal dan legal
**  Disebut singkat : DD


Mula Kehadiran


Sejak Harian Umum REPUBLIKA lahir awal 1993, wartawan media ini memotori segenap kerabat kerja untuk menyalurkan zakat sebesar 2,5% dari  penghasilan.  Dana tersebut dikumpulkan kemudian didayagunakan langsung kepada dhuafa yang berhak.  Karena dilakukan pada waktu-waktu sisa, tentu saja dana yang terkumpul maupun  pendayagunaannya  tidak dapat maksimal.
Dalam sebuah kegiatan di Gunung Kidul Yogyakarta,   para wartawan menyaksikan aktivitas pemberdayaan kaum miskin yang didanai mahasiswa.  Dengan menyisihkan uang saku, mahasiswa membantu masyarakat miskin.  Aktivitas sosial yang telah dilakukan sambilan di lingkungan REPUBLIKA kemudian terdorong untuk dikembangkan.  Apalagi kala itu, masyarakat luas pun telah terlibat menyalurkan ZISnya melalui DD. 
Atas pertimbangan profesional maka DD diformalkan sebagai lembaga pada tanggal 2 Juli 1993.  Momentum ini ditetapkan sebagai hari lahir DD. 
Untuk memenuhi ketentuan hukum yang berlaku, DD mendaftarkan diri ke Departemen Sosial RI sebagai organisasi yang berbentuk Yayasan.  Pembentukan yayasan dilakukan di hadapan Notaris H Abu Yusuf SH tanggal 14 September 1994, diumumkan dalam Berita Negara RI No. 163/A.YAY.HKM/1996/PN JAKSEL.  

Prinsip Dasar
  1. Moral
    Jujur, amanah dan ihsan.
  2. Kedudukan lembaga
    non-politik, netral-objektif, independen, non-rasial.
  3. Manajemen
    transparan, dapat dipertanggungjawabkan, profesional, berdayaguna, berhasilguna, berorientasi pada perbaikan terus menerus.
  4. Pengembangan
    inovatif, kreatif, berorientasi pada social entrepreneurship dan investasi sosial.
  5. Fiqh
    bukan semata ibadah ritual, meraup sekaligus tiga unsur yaitu muzaki, amil dan mustahik.

Visi
Menjadi lembaga pengelola ZIS terunggul yang amanah dan profesional
Misi
Optimalisasi kualitas pengelolaan ZIS yang transparan, terukur, berdayaguna dan dapat dipertanggungjawabkan dalam mewujudkan kemandirian masyarakat
Inti Aktivitas
"MENYANTUN DHUAFA, MENJALIN UKHUWAH, MENGGUGAH ETOS KERJA" Inti aktivitas ini dijabarkan pada 3 (tiga) konsentrasi manajemen berikut ini :
  1. MANAJEMEN LINI : Penghimpunan, Pendayagunaan
  2. MANAJEMEN PENDUKUNG : Keuangan dan Administrasi
  3. MANAJEMEN KONTROL : Dewan Syariah, Internal Auditor

Sistem Manajemen Mutu
Organisasi dengan sistem adalah tumpuan kesinambungan. Sebagai langkah penyempurnaan sistem yang telah dibangun, lembaga mengimplementasikan Sistem Manajemen Mutu standar ISO 9001:2000.

Badan Wakaf
Badan Wakaf adalah representasi masyarakat sebagai stakeholder lembaga. Komposisi terbesar Badan Wakaf adalah personal-personal yang diajukan oleh masyarakat secara terbuka berdasarkan reputasi, kredibilitas dan integritas. Eksistensi Badan Wakaf merupakan wujud dedikasi lembaga sepenuhnya kepada publik. DD adalah lembaga milik masyarakat.

Masa Depan
DD memegang posisi strategis dengan tiga peran yang dimainkan. Pertama, lembaga berperan sebagai pembuka kran muzaki/donatur. Kedua, DD berperan sebagai kreator program-program pemberdayaan. Ketiga, dengan program yang dirancang, DD memberdayakan dhuafa. Dari sudut pandang lain, ZIS merupakan sumber dana abadi. Maka kegiatan yang berkait dengan ZIS dan pemberdayaannya tidak akan pernah berakhir. Eksistensi DD adalah kebutuhan masyarakat.
Dari kedua sisi tersebut, DD memantapkan diri untuk eksis sesuai visi dan misinya. Dan untuk menyongsong masa depan dan perkembangan lembaga, DD bergerak dengan Jejaring Multi Koridor.


Dewan Syariah & Advisor
  • KH DR Didin Hafidhuddin, MSc.
  • Adiwarman Karim, Ir., MAEP
  • Houtman Z. Arifin, MBA
  • Hasan Rifai Alfaridy, SKH
  • M. Taufik Ridlo, Lc., Dipl. Ec.
Manajemen
  • Direktur Utama : Eri Sudewo
  • Direktur : Rahmad Riyadi, Ahmad Juwaini, Jamil Azzaini
  • Manajer : Kusnandar, Nana Mintarti, Kushardanta, Yuli Pujihardi, M. Arifin Purwakananta, Rini Suprihartanti, M. Thoriq
  • Internal Auditor : Syuhelmaidi Syukur
  • Corporate Secretary : Hanny H Soemarno. 
Alamat Kontak Dompet Dhuafa
Mari bergabung bersama lebih dari 30.000 orang yang telah menyalurkan Zakat, Infak, Sedekah dan Wakaf, melalui : Dompet Dhuafa Republika
  • Komplek Perkantoran Ciputat Indah Permai, Blok C 28-29
    Jl. Ir. H. Djuanda No. 50 Pisangan Ciputat 15419
    Telp. (021) 7416050 (hunting) fax. (021) 7416070
  • Jl. Warung Buncit Raya No. 37 Jakarta Selatan.
    Telp. (021) 7803747 ext. 138 fax. (021) 7800649
  • Perwakilan Bandung:
    Jl Jurang 66 Bandung
    telp/fax : (022) 2030682
Rekening Atas Nama Dompet Dhuafa Republika:
Rekening Bank (Zakat) :
  • Bank Muamalat, Pusat Sudirman # 301.00155.15
  • Bank Syariah Mandiri # 0040012341
  • Bank IFI Syariah # 0702000157
  • Bank Muamalat, Bandung # 101-00209-10
:: Kas Penerimaan Zakat
  • BNI’46 Cab. Ps. Minggu # 251.000092447.001
  • BCA Cab. Pondok Indah # 237.301888.1
  • BCA Cab. Pondok Indah # 237.300472.3
  • Bank Mandiri Cab. Pondok Indah # 101-0098300997
  • Bank Bukopin # 1011806-01-1
  • Bank Mega # 010010011555550
  • Citibank # 3000225090
Rekening Bank (Infak/Sedekah) :
  • Bank Muamalat, Pusat Sudirman # 301.00218.15
  • Bank Muamalat, Cab. Fatmawati # 304.00080.10
  • Bank Syariah Mandiri, Cab. Pondok Indah # 101-0081050633
  • Bank Muamalat, Bandung # 101-00209-10
:: Kas Penerimaan (Infak/Sedekah)
  • BCA Cab. Pondok Indah # 237.300634.3
  • BCA Cab. Pondok Indah # 237.301999.2
  • BNI’46 Cab. Ps. Minggu # 251.000004193.001
  • Bank Mandiri Cab. Pondok Indah # 101-0081050633
  • Bank Mega # 010010011666667
  • Citibank # 3000225090
:: Zakat Online
  • radioclick.com
  • BNI Phoneplus
  • BII Internet Banking
  • Mega Call
Informasi via email Dompet Dhuafa Republika:
 Sebagai bentuk dukungan saya terhadap gerakan zakat, agar dapat didayagunakan secara maksimal utk kemaslahatan dan manfaat yg sebesar-besarnya bagi ummat

Untuk informasi lengkap klik : http://www.dompetdhuafa.or.id/profil/

Lembaga Zakat Perlu Dibentuk di Setiap Daerah

Jumat, 1 Oktober 2010 00:34 WIB | 1245 Views (Walau sudah lama, namun layak untuk ditampilkan kembali, saya salin dari antaranews.com)
Yogyakarta (ANTARA News) - Forum Zakat Dunia (World Zakat Forum) mengadakan pertemuan di Yogyakarta pada 28 September hingga 2 Oktober 2010 mengangkat isu strategis tentang peran organisasi zakat dalam menguatkan zakat di dunia, pendayagunaan zakat, dan penguatan kerja sama internasional.

Pertemuan yang diselenggarakan untuk pertama kalinya itu diharapkan dapat menghasilkan sinergi dan penguatan kelembagaan dari berbagai lembaga zakat internasional, termasuk di Indonesia.

Berkaitan dengan hal itu, bagaimana dengan potensi zakat di Indonesia dan mampukah menjadi salah satu solusi untuk mengatasi masalah kemiskinan di negeri ini. Bagaimana kiprah lembaga zakat di Indonesia dalam mengumpulkan dan menyalurkan zakat dari para muzaki (pembayar zakat).

Untuk mengetahui jawabannya, pewarta ANTARA (PA) mewawancarai pengamat zakat, infak, sedekah, dan wakaf (ziswaf) yang juga Wali Amanah Dompet Dhuafa Erie Sudewo (ES) di Yogyakarta, Kamis (30/9) malam.


PA: Apa pengertian zakat menurut Anda?


ES: Zakat berasal dari bahasa Arab, yang artinya sebuah kewajiban yang dibebankan atau ditujukan kepada kaum muslimin dan muslimat yang sudah mampu untuk berzakat. Mampu berzakat ada dua segi, yakni haul dan nisab. Haul itu masanya satu tahun dan nisab adalah besarannya, yang umum dipakai adalah 85 gram emas. Jika seorang Muslim mempunyai penghasilan atau keuntungan yang selama setahun setara dengan 85 gram emas, maka wajib berzakat. Jika seorang muslim mampu untuk berzakat tetapi tidak menunaikannya berarti dia menanggung utang.


PA: Berapa besar potensi zakat di Indonesia?


ES: Jumlah penduduk Indonesia saat ini sekitar 230 juta jiwa, 80 persennya muslim atau 180 juta orang. Muslim sebanyak itu kita bagi dua, yakni kaya dan miskin, yang masing-masing berjumlah 90 juta orang. Untuk menghitung yang miskin didasarkan atas jiwa, sedangkan untuk yang kaya berdasarkan kepala keluarga. Misalnya, setiap kepala keluarga terdiri atas lima anggota keluarga, maka 90 juta dibagi lima menjadi 18 juta kepala keluarga. Namun demikian, kemampuan mereka tentu tidak sama, dan yang menjadi persoalan adalah berapa dari angka itu yang bersedia menjadi pembayar zakat (muzaki). Berkaitan dengan hal itu, zakat dipilah atas tiga potensi, yakni terendah, progresif, dan ideal. Potensi terendah adalah membayar zakat Rp50 ribu per bulan. Jika muzaki dihitung hanya 10 persen dari 18 juta kepala keluarga akan terhimpun Rp90 miliar per bulan atau Rp1,08 triliun per tahun. Potensi progresif dengan membayar zakat Rp100 ribu per bulan akan terhimpun Rp180 miliar per bulan atau Rp21,6 triliun per tahun. Potensi ideal adalah membayar zakat Rp150 ribu per bulan akan terhimpun Rp270 miliar per bulan atau Rp32,4 triliun per tahun.


PA: Potensi zakat sebesar itu apakah mampu menjadi salah satu solusi untuk mengatasi masalah kemiskinan di Indonesia?


ES: Zakat belum mampu menjadi solusi masalah kemiskinan di negeri ini. Jika kita melihat zakat secara "an sich` kita langsung menjalankannya, maka kita hanya bicara sebagai "social worker". Kita hanya mengelola sebatas zakat itu saja. Padahal, kemiskinan itu rentetannya luar buasa, dan yang tidak boleh dilupakan adalah bahwa kemiskinan itu merupakan sebuah produk dari lingkungan kita. Itu yang dikatakan kemiskinan struktural, yang merupakan hasil kebijakan negara, ekspansi bisnis, dan tidak mau tahunya masyarakat. Jika kemiskinan struktural, maka kita harus bicara tentang kebijakan, tetapi jika penanganan zakat dengan sosial, maka harus menggunakan pendekatan moralis. Dalam hal ini, tidak mungkin kebijakan struktural dilawan dengan pendekatan sosial, tetapi harus dengan kebijakan pula. Mengatasi masalah kemiskinan hanya dengan zakat itu tidak bisa karena Nabi Muhammad SAW mengatakan kemiskinan itu karena kita tidak mempunyai satu-dua biji kurma, tetapi kemiskinan adalah ketidakmampuan mengelola sumber daya. Di Indonesia sumber dayanya melimpah ruah tetapi tidak bisa menyejahterakan rakyatnya. Jika kemudian zakat untuk mengatasi masalah kemiskinan itu jelas tidak bisa dan tidak logis. Jika dalam istilah aljabar, kemiskinan itu seperti deret ukur. Penaggulangannya jika hanya dengan zakat tidak bisa, karena akan selalu tertinggal. Penanggulangan kemiskinan harus dilakukan dengan kebijakan.


PA: Apakah mekanisme pengumpulan zakat selama ini sudah maksimal?


ES: Belum maksimal, tetapi kesadaran orang kaya Muslim untuk berzakat semakin baik. Perkembangan itu merupakan hal yang bagus. Kita berharap sebetulnya di setiap daerah muncul lembaga-lembaga zakat yang profesional sehingga bisa memberikan layanan yang terbaik.


PA: Apakah selama ini sebagian besar umat Islam telah menyalurkan zakatnya melalui lembaga zakat?


ES: Sebagian besar dari mereka tampaknya masih menyalurkan zakatnya secara langsung atau pribadi, tidak melalui lembaga zakat, atau mungkin masih banyak pula yang belum berzakat. Zakat yang terhimpun oleh seluruh lembaga zakat di Indonesia menurut data terakhir 2009/2010 tercatat sekitar Rp1 triliun lebih. Jika dibandingkan dengan potensi zakat yang ada itu belum seberapa.


PA: Faktor apa saja yang menyebabkan fenomena tersebut?


ES: Penyebabnya banyak faktor, di antaranya perilaku yang buruk, banyak umat Islam yang tidak yakin bahwa zakat itu wajib. Sebagian dari mereka masih mengatakan berzakat itu harus ikhlas, jika tidak ikhlas maka tidak berpahala, sehingga percuma dan tidak perlu dilakukan. Padahal, zakat itu wajib sama seperti shalat. Jika sedekah memang harus ikhlas, tetapi zakat itu wajib, apakah ikhlas atau tidak, zakat wajib ditunaikan oleh umat Islam yang mampu. Faktor lainnya adalah kikir. Mereka sebetulnya mengetahui bahwa zakat itu wajib, tetapi tidak mau mengeluarkannya. Faktor selanjutnya adalah mengeluarkan zakat secara langsung. Mereka sudah tahu dan sadar bahwa zakat itu wajib tetapi mengeluarkannya secara langsung karena belum semua daerah mempunyai lembaga zakat. Ada juga yang sudah tahu dan sadar kemudian menyalurkan zakatnya melalui lembaga zakat. Ada pula faktor lain, misalnya, zakat sudah disalurkan ke lembaga zakat tetapi lembaga tersebut tidak cakap mengelolanya.


PA: Bagaimana upaya lembaga zakat untuk meningkatkan kepercayaan umat Islam menyalurkan zakat melalui lembaga tersebut?


ES: Lembaga zakat harus membuat program yang baik. Program yang baik adalah zakat itu ditugaskan untuk memenuhi kebutuhan dasar penerima zakat (mustahik) agar mereka bisa sujud senormal muzaki. Hal itu berkaitan dengan mengembalikan manusia untuk menyembah Allah SWT sesuai dengan prinsip rukun Islam. Jika mereka tidak diminta untuk menyembah dan hanya diberi uang itu hanya akan mengatasi kemiskinan tetapi tidak memperbaiki perilakunya. Jika tidak sujud kepada Allah SWT, maka ketika mereka lepas dari kemiskinan dikhawatirkan akan muncul orang jahat yang baru. Oleh karena itu, lembaga zakat harus mempunyai program yang baik untuk memberdayakan mustahik, misalnya jika membuat program pendidikan harus baik konsep, materi, kurikulum, dan tenaga pengajar, sehingga berkualitas. Begitu pula dengan program ekonomi harus bisa mengatasi persoalan mustahik. Dengan demikian, muzaki akan senang melihat semua itu dan menyalurkan zakatnya melalui lembaga zakat. (B015/K004)
Editor: B Kunto Wibisono
COPYRIGHT © 2010
Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Haul Datu Amin Banua Anyar Banjarmasin


INILAH.COM, BANJARMASIN- Seperti tahun-tahun sebelumnya, saban 25 Syawal, kawasan Banua Anyar, Banjarmasin Timur, kembali dipadati ribuan jamaah. Mereka berkumpul, bersilaturrahmi, membaca Maulid al-Habsyi, tahlil, dan do’a, berharap rahmat Allah.

Konsentrasi jamaah, tentu, ke kubah Datu Muhammad Amin, seorang ulamabesar yang wafat 118 tahun silam. Pun dikenal sebagai ulama yang zuhud, yang menjalankan syariat berdasarkan pandangan Alqur’an dan Hadits, selain juga ijma dan qiyas sebagaimana dipakai mazhab Syafi’iyyah (Imam Syafi’i).
“Haul atau peringatan hari wafat Datu Amin ini sebagai i’tibar bagi kitauntuk meneladani akhlak, kearifan, dan jasa beliau mensyiarkan syariat Islam dalam kehidupan bermasyarakat di Banjarmasin,” ujar H Ahmad Fauzan Noor, seorang buyut Datu Amin.

Jamaah yang datang tidak hanya berasal dari Banjarmasin, Martapura, dansekitarnya. Banyak yang sengaja datang dari Kaltim, Kalteng, bahkan Nusa Tenggara Barat dan Jawa. Tampak hadir beberapa orang habaib, Habib Ali Khaidir al-Kaff, sejumlah ulama, Pimponpes Al Mursyidul Amin Gambut KH Ahmad Bakrie, Wakil Ketua DPRD Kalsel Fathurrahman.

Menurut H Ahmad Fauzan Noor, keturunan Datu Amin saat ini banyak tersebardi Jawa, Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Sumatera. “Wajar kalau haul beliau selalu dipadati masyarakat yang hendak meneladani akhlak beliau. Beliau adalah sosok yang sangat menjaga kebersamaan,” ucapnya.

KH Ahmad Bakrie yang menjadi penyampai tausyiah mengamini pandangan HAhmad Fauzan Noor. Guru Bakrie, KH Ahmad Bakrie akrab disapa, lantas menyitir Surah Yunus 62, artinya, “Ingatlah sesungguhnya wali-wali Allah (aulia Allah) itu tidak memiliki kekhawatiran dan tidak pula bersedih.”
“Allah SWT dan RasulNya, seolah menegaskan, bahkan sangat membencikalangan manusia yang memusuhi para auliaNya. Karena itulah, semoga Allah selalu melimpahkan ampunan dan rahmatNya kepada kita yang berhadir pada haul ke-118 al-Alimul Allamah Mufti HM Amin,” ujar Guru Bakrie.

Kehadiran,merupakan tanda kecintaan kepada Aulia Allah. Menurut Guru Bakrie, banyak pelajaran yang bisa diambil dari sejarah hiduppara aulia Allah. Mereka, dibentuk agar menjadi pribadi yang tidak rakus terhadap dunia, dan banyak mengisi waktu dengan beribadah taat kepada Allah.
“Sekarang, sangat jarang ditemukan sosok-sosok yang zuhud. Kebanyakan kitalebih mementingkan dunia dibanding akhirat,” katanya. Al-Alimul Allamah Mufti HM Amin sendiri merupakan cucu dari Al-Alimul Fadhil Qadhi HM Said bin Mu’min, yang kawin dengan Tuan Giat, yangmerupakan saudara Tuan Guwat, salah seorang isteri Syeikh Muhammad Arsyad al-Banjary.

Dengan kepandaian dan ahlak mulia yang dimiliki, Datu Amin yang pernah menuntut ilmu di Makkah ini, menjadi sosok yang mudah mencerna ilmu agama. Jadi, wajar bila Datu Amin menguasai beberapa bidang ilmu keagamaan, khususnya ilmu Alqur’an, syariat, dan hakikat.
Bahkan ketinggian ilmunya, Datu Amin pernah dipercaya menjadi Mufti diKerajaan Banjar tempo duli di Banjarmasin. Selain itu, Datu Amin juga merupakan sosok yang keras dan tegas dalam menegakan yang haq dan memberantas kebathilan.

Selain itu, Datu Amin juga memiliki zuriat-zuriat yang mumpuni dalam bidang keagamaan, seperti ‘Alimul Fadhil HM Yunan dan ‘Alimul Fadhil H Marwan dan masih banyak lagi zuriatnya yang menguasai ilmu keagamaan.(ndr)

Jumat, 19 Agustus 2011

Kab. Balangan

1. Gunung Batu Sumsum dan Goa Hantanung terletak di Kecamatan Awayan Kabupaten Balangan, cukup populer sebagai tujuan rekreasi bagi warga setempat. Wisata alam ini menawarkan keindahan khas gunung batu lengkap dengan stalaktit dan stalaknitnya.

2. Makam Datuk Kandang Haji terdapat di Desa Teluk Bayur, Kecamatan Juai.


Kab. Tabalong

1. Air Terjun Lano berlokasi di kawasan hutan di Desa Lano, Kecamatan Jaro dengan jarak sekitar +2 Km dari Jalan penghubung Kaltim Kalsel. Objek Wisata Air Terjun Lano adalah objek wisata alam yang menarik.

2. Gua Liang Kantin berlokasi di kaki Gunung Batu Kumpai di Desa Gendawang, Kecamatan Muara Uya. tempat wisata ini berjarak + 52 Km dari pusat kota tanjung dan masuk sekitar 2 Km dari jalan besar Kaltim - Kalsel.

3. Danau Tanjung Puri terletak di Desa Kasiau, Kecamatan Murung Pudak, Kabupaten Tabalong. Obyek wisata ini juga dilengkapi dengan fasilitas buatan seperti jembatan, Pondok Peristirahatan atau Saung, di tengah-tengah danau dengan arsitetektur unik berbentuk Joglo.

4. Air Terjun Mambanin terletak di Desa Marindi Kecamatan Upau ini merupakan obyek wisata air terjun yang termuda terbaru. Mambanin ini keberadaannya berdekatan dengan Kinarum, tapi namanya belum setenar Kinarum.


Kab. Kotabaru

1. Pantai Sarangtiung/gedambaan adalah salah satu pantai yang berada di Kab Kotabaru, Merupakan pantai berpasir putih, pengunjung dapat menyaksikan sunrise dan sunset dengan panorama air laut yang berkilauan.

gambar pantai sarangtiung


2. Pemandian Air Panas terlelak di Desa Sigam, sebagian masyarakat menganggap dengan mandi air panas tersebut dapat menyembuhkan berbagai penyakit kulit.

3. Batu Jodoh terletak di Pantai Aru Kecamatan Pulau Laut Selatan merupakan tempat yang dipercaya oleh masyarakat sebagai tempat terkabul segala ikrar sepasang kekasih

4. Goa Temulung (Goa termahal di Kalsel) terletak di dekat Desa Bangkalaan Dayak, Kecamatan Kelumpang Hulu, Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan. Dalam goa horizontal itu ada aliran sungai di lorong gelap.

Kab. Tanah Bumbu

1. Pantai Tanjung Petang terletak di Desa Muara Ujung, Kecamatan Kusan Hilir, Kabupaten Tanah Bumbu.

2. Goa Sugung terletak di km 44 jalan Kadeco Kecamatan Mentewe.Sebuah pemandangan yang jarang kita temui disini, kita dapat merasakan kesejukan saat berada didalam goa.

3. Pantai Rindu Alam tempatnya ± 8 km dari pusat Kecamatan Kusan Hilir. menyerupai sebuah pulau karena letaknya dipisahkan sebuah selat kecil dan tempat ini seperti menjurus ke luar.

4. Pantai Bunati terletak di kecamatan Angsana, Kabupaten Tanah Bumbu.

5. Pulau Sewangi terletak di selat laut dan berbatasan dengan Kecamatan Pulau Laut Tengah Kabupaten Kotabaru.

6. Pantai Angsana terletak di kawasan Kecamatan Angsana, Kab.Tanah Bumbu. Suasana Pantai yang masih cenderung apik dan masih bening, biasanya wisatawan lokal dan non lokal yang datang untuk berlibur ataupun hanya untuk melepas lelah yang disertai angin spoi-spoi ala pantai.

Semua tempat Wisata dan Religi diambil dari :  http://princerizki.blogspot.com

Kab. Hulu Sungai Utara

1. Candi Agung erletak di Desa Sungai Malang, Kecamatan Amuntai Tengah. Candi Agung Amuntai merupakan peninggalan Kerajaan Negaradipa Khuripan yang dibangun oleh Empu Jatmika abad ke XIV Masehi. Dari kerajaan ini akhirnya melahirkan Kerajaan Daha di Negara dan Kerajaan Banjarmasin.

gambar candi agung



2. Monumen Kota Bebek Alabio Kota Amuntai juga dikenal sebagai Kota Agrowisata Bebek Alabio. Oleh karena itu, di tengah kota terdapat sebuah patung bebek sebagai landmark kota ini. Namanya Monumen Bebek Alabio.



3. Pasar Itik Alabio biasanya berlangsung pada rabu dini hari, Pasar Itik Alabio di Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan, sudah menggeliat. Lalu lintas mulai padat. Sepeda onthel, sepeda motor, mobil angkutan desa, mobil pikap, truk, gerobak, perahu, dan manusia lalu lalang membawa tiga jenis barang dagangan: itik, telur itik, dan pakan itik. Nama itik alabio yang tersohor di seluruh Nusantara karena produktivitas telurnya itu memang berasal dari nama pasar itik di tepi sungai itu. Bagi masyarakat Hulu Sungai Utara (HSU), itik alabio adalah penyangga ekonomi rakyat.

4. Kerajinan Sulaman Bordir Desa Teluk Betung merupakan kerajinan sulaman bordir yang turun-temurun di desa Teluk Betung kecamatan Sungai Pandan menjadi ciri khas daerah ini yang sering dikunjungi.

5. Masjid Jami Sungai Banar terletak di tepi Sungai Banar, sekitar 3 km dari Amuntai, Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan. Tepatnya, di perbatasan Desa Jarang Kuantan dan Desa Ujung Murung (sebelumnya masuk Desa Ilir Masjid).


gambar Masjid Jami Sungai Banar



6. Masjid Raya terletak di Kota Amuntai, Ibukota Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel).Masjid megah berpintu gerbang tinggi ini didominasi warna cokelat. Beda dengan kebanyakan masjid pada umumnya yang bercat putih.




7. Makam Datu Syekh Sayid Sulaiman terletak di kecamatan Amuntai Utara tepatnya di desa Pakacangan, adanya makam Datu Syekh Sayid Sulaiman yang merupakan makam keramat merupakan lokasi yang sering mendapat kunjungan.

Kab. Hulu Sungai Tengah

1. Pegunungan Meratus merupakan kawasan Hutan Lindung terdiri dari dua lokasi : Kawasan Hutan Lindung Meratus di Kecamatan Batang Alai Timur seluas 43.782 Ha.








2. Pagat Batu Benawa terletak di Kecamatan Batu Benawa, berjarak sekitar 7 km dari kota Barabai. memiliki panorama alam yang indah. Udara yang sejuk, bukit dan sungai yang jernih dan alamnya yang damai membuat lokasi wisata ini banyak dikunjungi wisatawan.

gambar pagat batu benawa


3. Log Laga berada di di kampung Mu'ui, Desa Pangambau Hulu, Kecamatan Haruyan dan berjarak ±21 km dari kota Barabai. Lok Laga Ria adalah obyek wisata air terjun yang dikelilingi hutan. Sungainya banyak memiliki jeram.

4. Pemandian Air Panas Hantakan berjarak 14 km dari kota Barabai.

5. Goa Berangin (Nateh) berada di Kecamatan Batang Alai Timur, sekitar 15 km dari Kota Barabai memiliki panorama alam yang indah. Di sini bertebaran bukit-bukit batu raksasa yang kaya dengan pesona goa dan sungai berair jernih.

6. Goa Liang Hadang lokasinya sekitar 10 km dari Kota Barabai. memiliki stalagnit dan stalagmit dengan panorama alam yang sangat mengesankan.

7. Gunung Batu Benawa letaknya sekitar 9 km dari Kota Barabai, Kabupaten Hulu Sungai Tengah. merupakan lokasi perkemahan yang digemari para pecinta alam.

8. Masjid Al-A’la dan Masjid Keramat terletak di desa Jatuh, Kecamatan Pandawan merupakan mesjid tertua di Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Masjid ini merupakan cikal bakal berkibarnya bendera dakwah syiar agama Islam. Masih di Kecamatan ini terdapat pula masjid tua yang disebut Masjid Keramat dan keunggulan dari tempat ibadah ini konon memberikan rasa khusyu.